Harta karun disebutkan
untuk benda-benda berharga peninggalan jaman dahulu yang tertimbun tanah, atau
tersimpan ditempat terpencil. Mungkin begitulah definisi bebasnya. Tidak ada
data resmi mengapa benda-benda berharga itu dalam bahasa Indonesia disebut
harta karun. Namun bisa jadi penamaan harta karun adakah hasil inpirasi dari
sepenggal kisah dalam kehidupan nabi Musa‘alaihis salam. Begini
kisahnya:
Ada seorang kerabat nabi
Musa yang bernama Qorun. Ia adalah kemenakan nabi Musa yang diberi rizki yang
melimpah oleh Allah SWT. Limpahan harta benda yang dimiliki Qorun sangat banyak
hingga gudang-gudang penyimpanan hartanya tidak mampu menampungnya. Kunci
gudang dan peti penyimpanan barang berharga miliknya juga sangat banyak, hingga
harus dibawa oleh sekelompok orang yang bertenaga kuat. Qorun hidup dalam
kemewahan, selalu mengenakan baju kebesaran, dan saat ia keluar berbagai macam
perhiasan menempel di tubuhnya. Ia bertempat tinggal di istana yang megah,
dengan pelayanan super dari para pembantu dan budak-budaknya.
Tetapi Qorun bukanlah
seorang hamba Allah yang bersyukur. Meskipun ia tergolong salah satu sahabat
nabi Musa yang hafal Taurat, ia tidak pernah taat kepada Allah, bahkan ia
bersikap sombong dan berbangga dengan apa yang diberikan Allah untuknya. Suatu
ketika para penasehat dari kaumnya memberikan nasehat kepadanya dan memintanya
untuk berhenti dari sikap buruknya. Namun, Qorun malah menanggapi mereka dengan
sikap angkuh, seakan ia tidak membutuhkan nasehat mereka, karena ia merasa
bahwa apa yang diperoleh adalah hasil dari jerih payah dan kapasitas
keilmuannya.
Diriwayatkan bahwa
setelah Allah menurunkan wahyu tentang kewajiban zakat, nabi Musa segera
mengabarkannya kepada kaumnya, dan memberi peringatan kepada Qorun untuk
bertaqwa kepada Allah dengan memberikan hak-Nya berupa satu dinar dari setiap
seribu dinar dan satu dirham untuk setiap 1000 dirham. Qorun pun mengkalkulasi
seluruh hartanya, hingga disimpulkan bahwa ia harus mengeluarkan banyak harta.
Timbullah rasa kikir di hatinya dan ingkar terhadap apa yang dibawa oleh nabi
Musa tersebut.
Suatu hari Qorun
mengumpulkan orang-orang kepercayaannya dan berkata: “Sungguh Musa telah
memerintahkan kalian membayar zakat. Adakah kalian mau menaatinya, padahal dia
sebenarnya ingin merampas harta-harta kalian”.
Mereka berkata: “Perintahlah kami sesuai kehendak Anda!”.
Qarun berkata:
“Datangkan Sibarta, si pelacur itu kepadaku! Aku akan menyuruhnya memfitnah
Musa, bahwa Musa hendak memperkosa dirinya. Aku akan memberinya imbalan yang
besar!”.
Mereka pun membawakan
sebuah baskom yang terbuat dari emas berisi penuh lempengan-lempengan emas.
Saat hari raya tiba,
Qorun datang kepada nabi Musa dengan menampakkan kecintaan, lalu berkata:
“Kaummu telah menantimu untuk mendengarkan nasihatmu!”.
Nabi Musa keluar menuju
kaumnya dan berkata: “Barang siapa mencuri, maka aku akan potong tangannya. Dan
barang siapa berzina sedangkan ia tidak menikah, maka aku akan menjilidnya, dan
jika ia telah menikah, maka aku akan merajamnya hingga mati.
Qorun berkata kepada
Nabi Musa: “Jika yang melakukan itu adalah kamu bagaimana?”.
Nabi Musa: “Aku
berlindung kepada Allah, semoga Dia tidak mendekatkanku kepada perbuatan buruk
ini”.
Qorun: “Seluruh bani
Isra’il telah menuduhmu bahwa engkau telah berbuat nista dengan Sibarta”.
Nabi Musa: “Datangkan ia
kepadaku!”.
Ketika Sibarta didatangkan,
Nabi Musa menyumpahnya untuk mencari kebenaran tuduhan Qorun. Allah memberikan
rahmatNya kepada Sibarta, bertaubat dan tidak membernarkan apa yang dituduhkan
Qorun. Nabi Musa bersujud sebagai tanda syukur dan meminta kepada Allah agar
orang-orang yang mendzaliminya dihancurkan. Lalu Allah menurunkan wahnyuNya:
“Perintahlah bumi sesuai kehendakmu. Ia akan menurutimu”.
Pada hari berikutnya,
Qorun keluar dengan arak-arakan pawai besar dengan jumlah peserta mencapai
ribuan dari para budak, pembantu dan para pengikutnya. Semua pakaian mereka
dihiasi emas permata, dengan menunggang keledai yang juga dihiasi emas permata.
Orang-orang yang melihatnya, memadang dengan pandangan yang datar. Sebagian
mereka kepincut dengan kemewahan yang dimiliki Qorun dan berkata: “Enak jadi
Qorun!. Ia mempunyai nasib yang baik dan agung; harta dan kedudukan”.
Diceritakan bahwa Qorun
dalam perjalanannya melewati majlis Nabi Musa, mengentikan pergerakan pawai
lalu berkata kepada nabi Musa: “Hai Musa! Meskipun engkau lebih utama dari
padaku karena kenabianmu, tetapi aku lebih utama darimu, karena hartaku. Jika
engkau mau, mari kita berlomba berdoa kepada Allah!”.
Qorun berdoa terlebih
dahulu, namun Allah tidak mengabulkannya. Lalu nabi Musa berdoa: “Wahai bumi,
telanlah mereka!”.
Bumi bergetar menelan
Qorun beserta seluruh pengikutnya. Di saat yang sama bumi menelan rumah-rumah
dan gudang-gudang harta beserta seluruh isinya, hingga tidak tersisa. Dikatakan
bahwa Qorun, para pengikut dan seluruh hartanya terus bergerak tenggelam ke perut
bumi, dimana ketika mereka sampai di pusat bumi, pada saat itulah kiamat
terjadi.
Selanjutnya, harta
peninggalan orang-orang terdahulu di sebut harta karun. Harta yang dalam setiap
cerita dan dongeng selalu menjadi buruan, tidak terkecuali di jaman modern ini. Wallahu
A’lam
No comments:
Post a Comment